advertorialPilkada Serentak 2024PolitikSosok

Lewat Dana RT Kampung Tias Harus Jadi Pilot Project Kawasan Wisata Desa Terapung

Bagikan ke

GEMAKALTARA.COM | KAMPUNG TIAS, BULUNGAN – Melihat uniknya kawasan kampung Tias yang lekat dengan kehidupan masyarakat nelayan melahirkan ide bagi Yansen TP untuk mendorong agar wilayah ini menjadi pilot project kawasan wisata desa terapung.

Kawasan ini dengan letak geografis dan kearifan lokalnya yang khas dinilai layak menjadi percontohan desa terapung.

Perlu diketahui, secara administratif kampung Tias masuk dalam wilayah Desa Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Selor Tengah, Kabupaten Bulungan. Kampung ini dapat dicapai dalam waktu 1 jam dengan speed boat dari pelabuhan SDF Tarakan ke arah timur.

Pulau ini, awalnya adalah tempat bagi nelayan untuk singgah ketika melaut. Kemudian berubah menjadi sebuah kampung yang dihuni 700 warga dewasa, dan sudah memiliki fasilitas dasar seperti Puskesmas pembantu (Pustu), Masjid dan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.

Namanya terkenal, namun jarang dikunjungi, kecuali para petambak dan nelayan. Begitupun dengan Yansen TP, calon Gubernur Kalimantan Utara. Yansen TP sangat kenal dengan nama Tias, namun baru kemarin, Rabu 30 Oktober 2024 menginjakkan kaki di kampung ini.

Berita Terkait  Jaring Aspirasi Masyarakat, Ramsah Pastikan Akan Kawal Hingga Direlisasikan

“Nama Tias sangat terkenal. Tapi saya baru kali ini datang ke sini,” ujar Ketua DPW Partai Demokrat Kaltara ini.

Namun bukan Yansen TP kalau tidak punya ide perubahan disetiap tempat dan suasana. Kampung Tias dihuni 100 persen penduduk tetapnya adalah muslim dan mayoritas beretnis Bugis-Makassar ingin dijadikannya kampung percontohan.

Mantan Bupati Malinau dua periode yang berpengalaman menyulap sejumlah wilayah menjadi kawasan wisata dengan karakteristik dan kekhasan budayanya ini optimis kampung Tias menjadi kampung percontohan wisata terapung atau pesisir.

Contohnya seperti Desa Setulang, Malinau. Dulu desa ini, sama seperti desa pada umumnya. Masyarakatnya dalam keterbatasan fasilitas, rasa percaya dirinya sebatas warga desa. Namun ketika Yansen TP menjadi bupati, desa ini didorong menjadi desa wisata dengan kearifan lokalnya.

Masyarakat didorong untuk kreatif menghasilkan produk seperti batik Malinau, yang kini dikenal bahkan dipamerkan hingga ke luar negeri. Desa Setulang kini bukan lagi desa pedalaman, tetapi desa yang menjadi tujuan wisatawan dalam dan luar negeri.

Berita Terkait  Zahir-Aslam Jalani Pemeriksaan Kesehatan di RSU Haji Medan

“Kalau desa-desa di daratan, sudah banyak contohnya. Tetapi desa di perairan seperti pulau Tias ini, belum ada. Saya minta semua warga sepakat untuk menjadikan pulau Tias ini sebagai percontohan penataan desa pesisir dengan dana RT yang nanti kami siapkan,” jelasnya ketika berdiskusi dengan ketua RW dan RT.

Di Tias, jika program dan RT Rp 100 juta dilaksanakan, maka total yang diterima Kampung ini adalah Rp600 juta. Dana itu dikelola langsung oleh warga dan RT untuk kepentingan bersama, tanpa harus menunggu proyek pemerintah.

“Tias bisa kita jadikan desa percontohan. Asalkan warga semua mendukung. Lingkungan kita harus bersih, tertata dan tetap menjaga lingkungan tetap alami,” papar Yansen TP

Warga Tias mengungkapkan, mereka jauh dari perhatian pemerintah kabupaten. Menurut mereka, hanya di era Bupati Budiman Arifin, kampung ini banyak mendapat bantuan.

Berita Terkait  Istimewa, Warga Tias Sambut Yansen TP dengan Tarian Padduppa

“10 tahun ke belakang sama sekali kami di Tias ini pak kami nggak dibantu jembatan. Jembatan yanh bapak lewati tadi itu masih zamannya pak Budiman. Kami siap memenangkan bapak disini,” ujar salah seorang tokoh masyarakat dihadapan Yansen TP dan ratusan penduduk Tias.

Karenanya warga antusias mereka menyambut program dana RT yang ditawarkan Yansen TP-Suratno. Sebuah baliho besar bertuliskan “Basis Pemenangan Pasangan Cagub Yansen TP-H Suratno” terpasang tepat di jalur masuk kampung Tias.

Melihat semangat hidup warga di Kampung Tias, Yansen Tp yakin, kampung ini dapat diwujudkan menjadi kampung wisata. Di tengah minimnya fasilitas dan bantuan, warga di sana tetap eksis dan geliat pertumbuhan ekonomi yang bagus.

“Ini sama dengan kota Sebatik. Daerahnya bisa hidup dengan potensinya sendiri,” ujar Yansen TP (Y3SS*)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *