Nunukan

SPPG Sebatik Timur Tetap Salurkan MBG ke Sekolah – Sekolah di Sebatik Timur

Bagikan ke

GEMAKALTARA.COM | NUNUKAN, KALTARA – Adanya kejadian dugaan keracunan menu MBG di Kecamatan Sebatik Tengah  yang menggegerkan warga Sebatik tentu berdampak terhadap SPPG di kecamatan lain yang ada di Pulau Sebatik 

Meski demikian, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap disalurkan ke sekolah meskipun ada kekhawatiran terkait keselamatan dan kualitas makanan. Kekhawatiran utama adalah imbas dari kasus dugaan keracunan makanan program MBG yang terjadi.

Memang, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran ini terus menuai sorotan. Pasalnya, sejumlah kasus keracunan massal akibat MBG dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, tidak terkecuali yang terjadi di Pulau Sebatik tepatnya di Kecamatan Sebatik Tengah pada Selasa (30/9/2025).

Hari ini, Rabu 1 Oktober 2025, Paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) tetap disalurkan oleh SPPG Sebatik Timur dan pihak sekolah tetap menerima Paket MBG. Salah satu yang menerima menu MBG iyalah MI Alkhairat sebanyak 139 paket makanan.

Terkait dengan kasus dugaan keracunan yang terjadi tersebut, salah satu tenaga pendidik di MI Alkhairat Asdar mengungkapkan bahwa pihak Madrasah dalam hal ini kepala sekolah maupun guru tidak memiliki kewenangan untuk menghentikan atau melanjutkan program MBG karena kebijakan ini berasal dari pemerintah pusat.

Berita Terkait  Penyaluran Program MBG di MI Alkhairat Sebatik Timur

“Pihak sekolah selaku bagian sasaran utama penerima bantuan MBG untuk diberikan kepada siswa, kita tentu mengikuti arahan dari pemerintah. Karena ini kan kebijakan pusat, bukan kebijakan daerah, bukan pula kebijakan sekolah atau guru. Kalau kebijakan pusatnya itu di stop, ya kita ikuti. Tapi kalau kebijakannya tetap lanjut, ya kita lanjut. Terkait dengan kewenangan apakah itu dilanjutkan atau tidak, ya tentu kita tidak punya kewenangan terhadap itu” ungkapnya.

lanjut disampaikan Asdar, imbas dari kasus dugaan keracunan makanan program MBG, memang menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan masyarakat, termasuk para orang tua, siswa dan guru di Sebatik khususnya.

“Kekhawatiran dan keresahan orang tua murid terhadap kualitas makanan MBG yang diberikan di sekolah. Sehingga akibatnya, beberapa siswa di madrasah kami tidak ingin bahkan menolak ikut memakan paket MBG yang diberikan hari ini dengan berbagai alasan” lanjutnya.

Sejumlah siswa tidak ikut makan bersama dengan teman sekelasnya seperti biasanya. Hal ini, menarik perhatian para guru untuk mendekati dan bertanya kepada siswa tersebut guna mengetahui penyebabnya.

Yang dilakukan oleh Asdar, sebagai guru PJOK di MI Alkhairaat Sebatik Timur ini menanyakan langsung kepada sejumlah siswa yang tidak ikut makan. Di dalam kelas, saat pengambilan dokumentasi pembagian paket MBG yang dilakukan oleh para wali kelas, Asdar memperhatikan sejumlah siswa mencium paket MBG yang dibagikan, tujuannya agar siswa dapat memastikan makanan masih segar, begitu pernyataan siswa yang sempat ditanya. Ada siswa yang menjawab bahwa tidak ikut makan karena dilarang oleh orangtuanya, takut keracunan, kurang enak, karena membawa bekal sendiri dan ada yang mengatakan sudah kenyang bahkan ada yang ditemukan siswa memindahkan makanan paket MBG ke tempat bekal yang sengaja di bawah dari rumah untuk dibawa pulang.

Berita Terkait  82 Siswa Diduga Keracunan Menu MBG Berangsur Membaik

Asdar juga memanggil beberapa siswa kelas VI ke kantor untuk diinterview, diantaranya ada yang menjawab karena dilarang. Salah satu siswa kelas VI, Shadiqah Azzahra menyatakan tidak ikut makan karena inisiatif atau pilihan sendiri.

“Takut mengalami keracunan seperti yang menimpa siswa di Sungai Limau” jawab Shadiqah.

Dari berbagai jawaban dan pernyataan dari siswa ini merupakan imbas dari kejadian yang dugaan keracunan yang terjadi di Sebatik Tengah, kemudian pengaruh postingan medsos yang marak memberitakan kejadian yang menimpa puluhan anak di Kecamatan Sebatik Tengah.

Meski mengapresiasi program MBG yang dinilainya bagus sebagai upaya pemerintah meningkatkan gizi anak bangsa, kekhawatiran itu tetap ada di kami selaku orang tua dan guru tutur Asdar.

Berita Terkait  Peduli Pendidikan, Satgas Catur BAIS TNI Sebatik Lakukan Baksos di Sekolah Tapal Batas Perbatasan RI-Malaysia

Maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah akhir-akhir ini menuai perhatian banyak pihak dan menimbulkan kekhawatiran di orang tua siswa, para guru bahkan timbulnya rasa ketakutan di siswa.

“Menanggapi hal ini, kami segenap warga madrasah menyampaikan empati dan kepedulian akibat insiden yang menimpa puluhan siswa di Kecamatan Sebatik Tengah yang diduga mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan pada program MBG” imbuh Asdar.

Dilanjutkan oleh Asdar, meski di Sebatik Timur khususnya di Madrasah Alkhairat belum ditemukan kasus serupa, dia tetap mengingatkan agar pelaksanaan program tersebut dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan pengawasan yang ketat. Pentingnya pengawasan terhadap menu yang disalurkan.

Menurutnya, kualitas makanan harus benar-benar dijaga agar aman dikonsumsi dan sesuai tujuan awal program, yakni meningkatkan gizi anak.

“Kita minta kepada penyelenggara untuk lebih safety agar makanan yang diberikan kepada anak-anak kita itu memang betul-betul bagus, bergizi, dan berkualitas, Kami juga mengharapkan saran dan masukan dari orang tua siswa mengenai program MBG ini.” pungkasnya mewakili tenaga pendidik yang ada di MI Alkhairat. (Syam Ozzie)

Loading

Keep Scrolling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *